Terhalang Banjir Parah, Kok Tetap Menginjil?
Apa yang membuat mereka tetap berjalan menembus banjir yang dingin dan kotor, sambil menggotong ratusan Alkitab dan buku-buku pemuridan di atas kepala mereka, sekalipun tidak diliput media dan tidak ada pujian manusia???
PROYEKFILIPUS
a.i.
3/26/20254 min read


Meskipun banjir menggelamkan hampir seluruh Kabupaten Indragiri Hulu di provinsi Riau selama 3 MINGGU LEBIH, mereka tetap berjalan mendistribusikan Alkitab bagi semua orang yang sudah menyelesaikan modul Pemuridan "Proyek Filipus", dan tetap melayani kelompok-kelompok pemuridan lainnya yang masih berjalan. Apa yang membuat Pdt Fonahia Zebua dan istrinya serta timnya tetap berjalan menembus banjir yang dingin dan kotor, menggotong ratusan Alkitab dan buku-buku pemuridan di atas kepala mereka? Mereka tidak diliput media, tidak mengharapkan pujian manusia, namun gerak KorWil Bible League untuk Riau ini tetap tak terhentikan. Sebab mereka tahu: Injil harus sampai kepada setiap jiwa, secepat mungkin. Karena kematian tidak pernah menunggu, dan setiap detik ada jiwa yang melayang tanpa pernah mendengar kabar keselamatan di dalam Yesus Kristus. Bagi para pembawa kabar baik ini, membiarkan satu jiwa mati tanpa mendengar Injil adalah hal yang tak dapat diterima. Maka, mereka pun terus berjalan. Banjir, lumpur, dan lelah tak bisa menghentikan mereka.






Bagaimana dengan Anda?
Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk memberitakan Injil? Apakah itu rasa takut? Rasa tidak siap? Atau mungkin rasa nyaman berada di zona “penonton”? Jika mereka bisa melintasi banjir demi membawa Injil, apakah kita yang hidup di zona kenyamanan bisa melangkah keluar dan mulai melakukan bagian kita dalam Amanat Agung?
Dunia menawarkan banyak hal yang bisa kita raih—jabatan, kekayaan, dan popularitas. Tetapi tidak ada satu pun dari semuanya itu yang akan kita bawa ketika kita mati. Hanyalah apa yang kita kerjakan bagi Allah dan bagi sesama sajalah yang kita bawa ke dalam kekekalan nanti. Karya pelayanan, kasih kepada sesama, serta ketaatan kepada Tuhan. Terutama ketika kita taat dalam melakukan penginjilan dan pemuridan, maka kita sedang mengumpulkan harta yang kekal. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam Filipi 1:21-22a, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah..." Ayat inilah yang menggerakkan para penginjil itu—mereka tahu bahwa hidup ini hanya akan berarti bila dihabiskan untuk melayani jiwa-jiwa.
Jika selama bertahun-tahun kita menjadi orang Kristen tetapi hanya menjadi konsumen—selalu menerima, tapi tidak pernah memberi; selalu dilayani, tapi tak pernah melayani; selalu disuapi—maka mungkin sudah waktunya kita bercermin. Ada yang salah dalam pertumbuhan rohani kita. Sebab Kekristenan bukanlah soal kenyamanan pribadi. Kekristenan sejati adalah tentang penyangkalan diri, memikul salib, dan mengikuti jejak Kristus. Dan jejak-Nya selalu menuju jiwa-jiwa yang terhilang.




Hidup seorang Kristen sejati yang berbuah bukanlah soal duduk manis di kursi gereja setiap minggu. Melainkan tentang terjun langsung ke dalam petualangan terdahsyat melayani sesama, berpeluh, lelah, kotor, tetapi hati penuh dengan sukacita. Sebab hanya ketika itulah kita baru bisa merasakan denyut hati Allah—yang rindu agar semua orang diselamatkan. Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah besar dari Inggris di abad ke-19, pernah berkata:
"Lebih baik seluruh dunia terbakar daripada satu jiwa terhilang! Lebih baik semua bintang padam dan langit hancur daripada satu jiwa binasa! Jika para pendosa tetap memilih untuk binasa, maka mereka harus berusaha melompati tubuh kita dahulu sebelum mereka bisa masuk ke neraka. Dan jika mereka harus binasa, biarlah mereka binasa dengan tangan kita memeluk kaki mereka erat-erat, memohon agar mereka berbalik dari jalan menuju kebinasaan. Jika memang neraka harus terisi, biarlah neraka terisi setelah terlebih dahulu segala daya upaya kita habis, dan jangan satu pun dari mereka pergi ke sana tanpa kita peringatkan dan doakan terlebih dahulu!"
Biarlah seruan Spurgeon ini mengobrak-abrik hati kita, dan membuat semangat kita berkobar-kobar dengan api Injil. Agar kita berhenti menjadi penonton dan mulai jadi pelaku. Bukan hanya hadir di gereja, tetapi aktif menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Bukan hanya tahu Amanat Agung, tetapi juga terlibat didalamnya. Bukan hanya menerima berkat, tetapi menjadi berkat.




"Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: 'Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!'"
–Roma 10:13-15 (TB)
Mari kita dukung pelayanan Bible League Indonesia!
Bersama, kita bisa memberitakan Injil dan memuridkan jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran. Jadilah bagian dari gerakan ini. Bukan nanti, tetapi sekarang! (a.i.)








Bible League Indonesia
Mitra Tubuh Kristus untuk Menuntaskan Amanat Agung di Indonesia
Call / Whatsapp
Dukung Kami Dengan Doa dan Donasi
bibleleagueindo@gmail.com
08119202081
Bible League Indonesia | Yayasan Sumber Sejahtera © 2024. All rights reserved.
Connect with us
Bank Account
BCA NoRek. 127.300.2301
a.n. Yayasan Sumber Sejahtera