Demi Injil, Perahu Kami Menerabas

Tantangan kesehatan fisik dan rintangan alam tidak dapat menghentikan kedua hamba Tuhan berusia lanjut ini untuk menuntaskan Amanat Agung

PROYEKFILIPUS

8/27/20243 min read

Gereja Isa Almasih (GIA) di Pulau Belakang Padang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi tempat dimana pelayanan Bible League diperkenalkan. Bapak Ev. Lexy Warokka, Koordinator Wilayah (Korwil) Bible League untuk provinsi Kepulauan Riau, bersama istrinya, melakukan perjalanan misi untuk melakukan Presentasi dan Training Proyek Filipus guna membangkitkan jemaat GIA Belakang Padang menjadi Penuai dan Pemurid untuk melipatgandakan tuaian di gereja mereka.

Perjalanan ke Pulau Belakang Padang bukanlah perjalanan yang mudah. Untuk mencapai pulau kecil ini, kedua hamba Tuhan yang sudah berusia lanjut ini harus menempuh perjalanan laut dari kota Batam. Kendaraan yang digunakan pun hanyalah sebuah perahu bermotor. Sambil mengangkut beberapa kardus berisi Buku-buku pemuridan dan Alkitab, kondisi cuaca yang buruk bisa tiba-tiba menghadirkan tantangan yang mendebarkan. Gelombang laut yang tinggi dan angin kencang seringkali membuat perjalanan menjadi menegangkan, bahkan berisiko. Setibanya di pelabuhan Pulau Belakang Padang, perjalanan dilanjutkan dengan jalur darat menuju gereja.

seashore under clear blue sky during daytime
seashore under clear blue sky during daytime

Meskipun perjalanan ini menantang secara fisik bagi kedua hamba Tuhan tua ini, namun pak Lexy dan istri tetap bertekad untuk melanjutkan misi mereka. Pak Lexy, yang saat itu sedang mengalami sakit pada kakinya, harus berjalan menggunakan alat bantu. Sekalipun demikian, rasa sakit yang beliau rasakan tidaklah mengurangi semangatnya untuk melayani. Dengan ketabahan hati, mereka akhirnya tiba di Gereja Isa Almasih, di mana mereka disambut oleh jemaat yang telah menunggu dengan penuh antusias.

Pak Lexy memimpin presentasi dan pelatihan Proyek Filipus seraya menjelaskan pentingnya pemuridan dan penginjilan di gereja Tuhan. Kehadiran mereka memberikan inspirasi bagi seluruh peserta. Jemaat tidak hanya menerima pengajaran, tetapi juga teladan ketabahan dan komitmen dalam melayani Tuhan, meskipun dalam kondisi yang sulit. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam perjalanan ini, mulai dari tantangan di laut hingga kondisi kesehatan yang kurang mendukung (Pak Lexy menderita sakit diabetes, kaki bengkak, jantung, dll), tidak menjadi penghalang bagi pelayanan mereka. Sebaliknya, tantangan ini memperlihatkan betapa besar kasih dan komitmen Tuhan bagi jemaat-Nya.

Dari kedua hamba Tuhan ini, kita bisa belajar tentang iman dan keteguhan, serta menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa pelayanan kepada Tuhan membutuhkan pengorbanan dan ketulusan hati, apa pun rintangan yang harus dihadapi. Kasih kepada Tuhan dan sesama, sanggup memberikan kepada kita kekuatan untuk mengalahkan segala tantangan dan alasan. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Kiranya kita semua memiliki kasih yang sama bagi jiwa-jiwa di sekitar kita. [LW]